
BREBES, Warta Brebes— Ratusan warga Desa Sengon, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes menggelar demo di kantor balai desa setempat, Kamis 18 September 2025.
Warga Sengon demo menuntut kepala desa mereka agar memberikan klarifikasi terhadap issu yang santer berkembang di tengah masyarakat.
Warga Sengon yang mayoritas kaum ibu-ibu tersebut mengepung Kantor Balai Desa Sengon untuk menemui kepala desa. Mereka berteriak-teriak histeris mencari kades yang tidak terlihat batang hidungnya.
Warga yang kecewa akhirnya ditemui oleh sejumlah perangkat desa yang berada di kantor.
Dengan rasa kecewa, para perwakilan warga kemudian menyampaikan tuntutannya agar kepala desa Ardi Winoto untuk mundur dari jabatannya jika memang terbukti melakukan perbuatan asusila. Turut hadir perwakilan Danramil 04/Tanjung, Polsek Tanjung, Plt Camat Tanjung yang diwakili Kasi Pemerintahan Ismawati, Ketua BPD, tokoh masyarakat, serta tokoh agama.
Warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sengon (Amaseng) juga menyerahkan surat teguran kepada Kepala Desa Sengon.
Surat itu berisi desakan agar kepala desa segera memberi klarifikasi atas perilakunya yang dinilai tidak sesuai dengan etika dan norma sosial. Warga bahkan menuntut kepala desa mundur dari jabatannya.
“Kami memberi waktu dua kali 24 jam sejak surat ini diterima. Kalau tidak ada tanggapan, warga akan menempuh langkah lebih lanjut,” kata koordinator aksi, Sukron.
Sementara itu, Pihak Kecamatan Tanjung melalui Kasi Pemerintahan, Ismawati meminta warga tetap tenang dan tidak terprovokasi.
“Semua ada solusinya. Mari kita duduk bersama agar tidak ada pihak yang dirugikan,” katanya.
Namun, sebagian warga tetap bersikeras mendesak mundur. “Seorang kepala desa seharusnya jadi teladan dan bermartabat. Kalau tidak bisa, sebaiknya mundur,” ujar salah seorang perwakilan masyarakat, Karim.
Tudingan Kades Sengon Main Perempuan
Sebelumnya santer berkembang di kalangan masyarakat akan issu bahwa kepala desa Sengon Ardi Winoto main perempuan yang berstatus janda.
Tidak diketahui sumbernya, informasi tersebut terus berkembang hingga ke media sosial. Warga yang resah akhirnya melakukan demonstrasi.
Mereka bahkan menuntut agar Ardi Winoto mundur dari jabatannya karena sudah melukai perasaan masyarakat.
Namun hingga demontrasi selesai sang kepala desa tidak juga menunjukkan diri. Warga yang kecewa akhirnya membubarkan diri dan mengancam akan menggelar demo lanjutan jika tidak ada tindak lanjut yang jelas atas tuntutan mereka.
Kades Sengon: Saya Difitnah Berzinah
Sementara itu, secara terpisah Kepala Desa Sengon Ardi Winoto kepada sejumlah wartawan yang mengkonfirmasi kabar dugaan asusia terhadapnya mengaku dirinya difitnah.
“Berita atau informasi di sejumlah media sosial kalau ada dugaan menjurus perzinahan yang ditudingkan kepada saya, itu mengandung unsur fitnah. Untuk itu, saya menyampaikan klarifikasi terkait info tersebut, Bahkan saya sudah menyampaikan klarifikasi perihal tersebut ke Polsek Tanjung,” terang Kades Sengon, Ardi Winoto saat dihubungi, Rabu (17/9/2025).
Ardi Winoto menyampaikan klarifikasinya terkait adanya informasi yang memojokkan dirinya di sejumlah media sosial.
Ardi menjelaskan, kronologi sebenarnya yakni, kejadian pada Rabu malam Kamis, sekitar pukul 01.00 dinihari, dirinya sedang berada di rumah warga.
“Saat itu, ada empat orang, dua perempuan dan saya serta seorang laki-laki lainnya. Kebetulan kita sedang main kartu pokeran/gaplean. Terusan saya didatangin oleh Pak RT yang bernama Pak Abdul Rosyid,” lanjut Ardi.
Ardi menambahkan, dirinya bersama Ketua RT, Abdul Rosyid berbincang-bincang sebentar. Dirinya kemudian menyampaikan lagi melekan sambil main kartu.
“Selang tak lama kemudian, datang seseorang berinisial DS, ngobrol sebentar dan menyampaikan ijin pulang dan minta maaf kalau membuat kurang nyaman warga di lingkungan RT. Namun, selanjutnya yang terjadi, informasinya digoreng kalau saya kepergok dan digerebek, lalu diinterogasi warga,” jelas Ardi.
Ardi mengemukakan, akhirnya informasi tersebut melabar ke dunia media sosial (medsos). Intinya, menuding dirinya melakukan perzinahan dengan seorang janda.
“Saya dituding pacaran dengan seorang janda. Tidak itu saja, saya dibilang diduga berbuat zina. Demi Allah Saya tidak melakukan itu, info menyesatkan di medsos digoreng oleh orang-orang yang didugan tidak suka dengan saya, baik pribadi maupun jabatan saya sebagai kepala desa” pungkas Ardi. (*)