umk brebes 2023, umr brebes 2023, loker brebes 2023, umk tegal 2023, king royal hotel brebes, Rest area pabrik gula, rest area 260, Pasir gibug, Kampung Nobita, Jadwal sholat, Orang Brebes suku apa, Apa julukan dari Kota Brebes, Brebes terkenal karena apa, Brebes itu Sunda Apa Jawa, 17 kecamatan di Brebes, Desa di Brebes, Brebes, Jawa apa, Sejarah Kabupaten Brebes, Batas Kabupaten Brebes, Jumlah penduduk Kabupaten Brebes, Siapa pendiri Kabupaten Brebes, Legenda Brebes,
profil sejarah kabupaten brebes

Sejarah Kabupaten Brebes, Geografis dan Potensi Ekonomi

Diposting pada

 

WartaBrebes.COM — Kabupaten Brebes adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

Kabupaten Brebes adalah kabupaten di terbesar dan terluas di Provinsi Jawa Tengah kedua setelah Cilacap. Luas wilayahnya mencapai 1.769,62 km². Sementara jumlah penduduknya di tahun 2020 berjumlah 1.978.759 jiwa.

Kabupaten ini memiliki sejarah yang kaya dan mempunyai potensi ekonomi yang menjanjikan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas profil lengkap Kabupaten Brebes mulai dari sejarah, geografi, hingga potensi ekonominya.

Sejarah

Sejarah Kabupaten Brebes dimulai pada zaman kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah.

Asal usul nama Brebes berasal dari kata “Bara” dan “Basah”, bara berarti hamparan tanah luas dan basah berarti banyak mengandung air.

Kedua kata tersebut cocok dengan keadaan daerah Brebes yang merupakan dataran luas yang berair. Namun, kata bara akhirnya mengalami pergeseran pengucapan menjadi bere sedangkan basah di ucapkan besah maka untuk mudahnya di ucapkan Brebes.

Sementara versi lain menyebut Brebes berasal dari kata Baribis. Baribis sendiri merupakan salah satu kawasan dataran tinggi pegunungan yang terletak di wilayah Kabupaten Brebes sebelah barat daya.

Nama Brebes muncul sejak zaman Mataram. Kota ini berderet dengan kota-kota tepi pantai lainnya seperti Pekalongan, Pemalang, dan Tegal. Brebes pada saat itu merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tegal.

Dikisahkan, pada tanggal 17 Januari 1678 di Jepara diadakan pertemuan Adipati Kerajaan Mataram se Jawa Tengah, termasuk Arya Martalaya, Adipati Tegal dan Arya Martapura, Adipati Jepara.

Karena tidak setuju dengan acara penandatanganan naskah kerjasama antara Amangkurat Admiral dengan Belanda terutama dalam menumpas pemberontakan Trunajaya dengan imbalan tanah-tanah milik Kerajaan Mataram, maka terjadi perang tanding antara kedua adipati tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *