bantuan pompa air bbg, paramita widya kusuma
Petani menerima program konversi BBM ke BBG dalam bentuk pompa air

Paramitha Widya Kusuma Fasilitasi Bantuan Pompa Air BBG untuk 1.228 Petani di Brebes, Bisa Tekan Biaya Produksi 65 Persen

Diposting pada

BREBES, Warta Brebes – Anggota Komisi VII DPR RI Paramitha Widya Kusuma memfasilitasi bantuan bagi pompa air BBG bagi ribuan petani di Kabupaten Brebes.

Bantuan pompa air BBG atau bahan bakar gas merupakan upaya pemerintah untuk melakukan konversi penggunaan mesin dengan bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas. Pompa BBG ini dianggap bisa lebih menghemat ongkos produksi pertanian hingga 65 persen sekali tanam. Perbandingannya, untuk satu tabung gas elpiji ukuran 3 kg setara dengan 6 liter BBM jenis pertalite untuk sekali mengairi tanaman.

Pompa air BBG berupa mesin pompa air, converter kit, bracket, regulator, tabung elpiji, serta selang hisap dan buang itu secara simbolis dibagikan oleh Paramitha Widya Kusuma bersama jajaran instansi terkait di aula Islamic Center Brebes, Senin (23/10).

Paramitha Widya Kusuma mengatakan ada sebanyak 1.228 unit pompa air BBG dibagikan kepada para petani untuk memangkas biaya produksi pertanian. Pompa BBG ini akan lebih menghemat ongkos produksi pertanian hingga 65 persen sekali tanam.

Sebagai perbandingan, untuk satu tabung gas elpiji ukuran 3 kg setara dengan 6 liter BBM jenis pertalite untuk sekali mengairi tanaman.

“Pompa air BBG bisa lebih menghemat biaya produksi pertanian. Apalagi saat musim kemarau, yang mayoritas petani kesulitan air irigasi untuk pengairan tanaman. Mereka harus lebih sering menyedot air di saluran irigasi yang membuat biaya produksi membengkak,” kata Paramitha Widya Kusuma.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes, Yulia Hendrawati mengatakan, dengan penggunaan pompa air BBG, maka petani perpotensi memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Dengan penggunaan pompa ini bisa menghemat biaya sekitar 65 persen dalam satu kali masa tanam. Jika sekali tanam para petani biasanya menghabiskan sampai Rp 8 juta biaya produksi, dengan pompa ini bisa menghemat sampai Rp 5,2 juta.

“Hematnya sekali tanam bisa 65 persen. Kalau biasanya menghabiskan biaya Rp 8 juta, dengan pompa ini biayanya cuma Rp 2,8 juta. Jumlah produksinya tetap, cuma yang dihemat itu biaya produksinya,” ungkap Yulia.

Untuk menerima bantuan pompa air BBG, para petani harus menunjukkan pompa lama yang masih menggunakan BBM. Pompa yang ditunjukkan akan diberi tanda oleh DPKP Brebes agar tidak digunakan lagi untuk menyiram. Pompa lama kemudian akan dibawa pulang para petani untuk disimpan dan tidak boleh digunakan lagi.

“Pompa yang lama dibawa pulang lagi. Disini hanya ditunjukkan bahwa mereka sebagai penerima bantuan,” tandasnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *